Batu Caves ; Toleransi Keberagamaan
“Islam itu
indah. Tuhan menciptakan Makhluk-Nya berbeda-beda. Perbedaan itu indah. Sebuah
bentuk untuk saling menghormati, menyayangi, dan menjaga antara satu dengan
lainnya. Hidup aman dan damai dengan kepercayaannya masing-masing.” Rima Esni
Nurdiana.
Hai... J
Ke Batu Caves
yuk hehe
Usai berkunjung ke Batu Caves | Hidaya Photograph |
Caranya? Naik
LRT dan KTM saja. Bisa dari stasion mana pun. Karena jalurnya sudah jelas.
Tinggal sesuaikan saja hehe
Batu Caves.
Mendengar nama itu apa yang kita pikirkan? Tentu akal pikir kita akan
berimajinasi jauh. Tergambar di kepala kita, itu adalah tempat dimana patung
dewa yang berukuran sangat besar. Iya, Batu Caves seperti yang saya lihat saat
mengunjunginya pada 1 Oktober 2016 lalu; merupakan tempat beribadah umat Hindu.
Batu Caves
merupakan tempat yang sangat penting bagi umat Hindu. Karena didalamnya
terdapat kuil untuk beribadah mereka. Hal ini sama pentingnya dengan masjid
bagi umat Islam, dan Gereja bagi umat Kristen. Nama Batu Caves itu sendiri
diambil dari sebuah desa yang dekat dengan tempat beribadah umat Hindu yang
populer diluar India. Biasanya, kuil yang berada di Batu Caves digunakan
sebagai pusat festival Thaipusam di Malaysia. Yah, ramai tentunya. Karena
banyak bangsa India yang menetap di India. Thaipusam merupakan perayaan umat
Hindu diseluruh dunia untuk menghormati Dewa Murugan. Bagi umat Hindu,
Thaipusam adalah hari dimana nazar ditunaikan dan permohanan ampunan akan
dosa-dosa ditunaikan. Umat Hindu memohon kepada Dewa Murugan agar doa-doa
mereka dikabulkan.
Oke,. Lanjut
ke perjalanan hehe
Memasuki
kawasan Batu Caves kita akan disambut oleh saudara-saudara kita umat Hindu
berbangsa India. Mereka banyak berjualan segala macam benda dan makanan khas India.
Terus berjalan. Dan mulai tampak kemegahan patung Dewa Murugan. Patung Dewa
Murugan berukuran besar akan menyambut siapa saja yang datang tepat di pintu
masuk naik dan masuk gua menuju kuil. Sayangnya saat berkunjung, patung Dewa
Murugan tengah direnovasi. Tapi ini tidak menjadi suatu masalah. Karena meski
direnovasi, patung Dewa Murugan tetap bisa tampak. Sehingga tetap bisa berfoto
dengan latar patung Dewa Murugan. Selain itu di pelatarannya, akan disambut
dengan keriuhan burung-burung merpati. Baik sedang berjalan-jalan atau tengah
mematuk makanan yang ditebar pengunjung.
Kami Kuat hehe | Hidaya Photograph |
Karena
penasaran dengan keadaan didalam gua. Langkah kaki pun siap untuk menaiki
tangga-tangga menuju gua. Tangga itu meski tak begitu banyak tetapi cukup
tegak, tidak sampai 90derajat sih. Tapi kaki lumayan pegal juga.
Terus naik
mengikuti tangga. Kita akan disambut oleh keriuhan monyet-monyet disekitar
tangga atau bahkan ada yang dengan santai duduk di pagar-pagar tangga. Tak
perlu takut. Karena monyet-monyet tersebut tidak menganggu. Justru banyak
pengunjung yang mengabadikan mereka dalam kamera.
Oh iya sama
seperti saat kita berkunjung ke tempat beribadah lainnya. Ada aturan yang harus
dipatuhi. Saat memasuki gua untuk menuju kuil di puncak, pengunjung dilarang
menggunakan celana pendek dan rok pendek, dilarang merokok, dilarang meludah, dilarang
berolah raga, dilarang berlari, dilarang membawa hewan peliharaan, dan dilarang
menyalahi penggunanaan jalan naik dan jalan turun tangga. Itu hanya kesimpulan
dari gambar yang tertera. Sayang lupa tak terabadikan. Intinya, harus
menggunakan pakaian yang sopan dan bersikap yang sopan juga.
Oke,
sesampainya di gua akan ada beberapa patung. Disana juga gua gelap (dark cave). Ini semacam tempat hidup
kelelawar purba sampai sekarang. Di tempat ini pengujung akan dipandu oleh guide yang akan menjelaskan tentang dark cave.
Oke. Di puncak
kita akan sampai di kuil, yakni tempat beribadah umat Hindu. Dan setelah sampai
puncak tentu turun lagi hehe
Lubang gua di puncak | Hidaya Photograph |
Akhirnya tahu
juga seperti apa Batu Caves. Hehe
Oh iya, untuk
warga Malaysia sendiri yang beragama Islam, mereka tak mengunjungi Batu Caves
ini. Informasi ini saya dapat langsung dari penduduk Malaysia. Seperti yang
kita ketahui, Malaysia adalah negara Islam dimana dalam menjalankan
kepemrintahannya berasaskan Islam. Ini memang saya rasakan saat berada di
Malaysia. Meski penduduknya tidak hanya Islam. Namun warga Melayu sebagai
penduduk asli Malaysia beragama Islam. Atas keIslamannya yang kuat ini, menjadi
hal yang tidak biasa jika warga asli Malaysia berkunjung ke tempat berbadah
umat lain. Ini kesimpulan yang bisa saya tangkap saat ngobrol dengan penduduk
Malaysia.
Terlepas dari
semua hal itu. Batu Caves tetap boleh dikunjungi oleh berbagai agama, suku,
bangsa, dan lain sebagainya. Asalkan siap mengikuti aturan berkunjug di Batu
Caves.
“Perbedaan itu
indah. Kita tak pernah tau akan terlahir seperti apa. Maka saling
menghargai adalah bentuk toleransi yang sangat indah.” Rima Esni Nurdiana.
Batu Caves :
Jam
buka : 06.00-21.00 (setiap hari)
Biaya
masuk : Tidak ada
Alamat : Batu Caves, Sri Suramaniam,
Gombak, Kuala Lumpur, Malaysia.
Jogja,
27 Februari 2017.
#travelblogger
#blogger #bloggerlife #muslimahtraveler #travelerlife
Komentar
Posting Komentar