Postingan

Menampilkan postingan dengan label Memoar Santri

Satu Sudut Yang Dirindukan...

Gambar
Siraman Kalbu di Penghujung Pagi.. Bismillah… ---Karena memang tak kan pernah usang rasa rindu pada pondok sebagai ibu kedua yang mendidik para santri/santriwati menjadi generasi muda berjiwa Qur’ani dan Islami.. Dan tetap berprinsip pada visi dan misi; Tafaqquh fi ad-Din wa Indzarul Qaum. Panca Jiwa Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar 1.       Keikhlasan bekerja dan beramal 2.       Kesederhanaan dan kemandirian 3.       Kedisiplinan, kebersihan dan keteraturan 4.       Berjiwa besar bercita-cita tinggi 5.       Sanggup dipimpin dan sanggup memimpin

The Power of “Apa Kabar?”

Gambar
Apa kabar? Mungkin ini kalimat sederhana yang paling sering diucapkan oleh siapapun. Dan yang sering dinarasikan sebagai sebuah kalimat yang cenderung dianggap biasa, hanya sebatas untuk berbasa-basi. Tapi tidak demikian denganku. Kalimat “Apa Kabar?” terdengar begitu istimewa di indra pendengarku. Tentu saja bukan karena tak ada yang menanyakan kabarku. Aku juga sama seperti kalian yang memiliki banyak sahabat, guru, ustadz, umi, buya dan yang lainnya.

Ada Cinta di Pesantren...

Gambar
Rindu yang Tak Bertepi… “…….Hanya dengan mendengar celotehmu, hatiku mengharu biru menahan rasa rindu yang bergemuruh dalam kalbu. Hanya dengan menatap parasmu melalui album fhoto yang tersimpan dalam laptopku, butiran bening mulai menitik dari dua bola mataku. Dan hanya dengan terus mengingat kenangan manis bersamamu, aku sadar, bahwa betapa banyak orang yang sangat mencintaiku dan kucintai. Sayang adik kelas……..” Photo by Mr. Google Jogja-ku melarut, meski tanpa bintang gemintang. Juga tanpa bulan yang kadang menjadi temaram planet bumi sebagai penerang. Gulita, hanya berselimut angin yang sesekali menyentuh pepohonan juga suara jarum jam yang terus berputar menimbulkan dentingan suara yang indah, menurutku. Ya, setidaknya menjadi pemerdu indra pendengarku disamping mendengarkan Murattal Syaikh Mishary Rashid al-‘Afasy, Syaikh Fahd al-Kandery, ataupun lagu kebangsaan yang menjadi favoritku.

Memoar Santri..

Gambar
--Rindu Pesantren tampak dari belakang Mantan ustadz, mantan umi, mantan buya, mantan kakak, mantan sahabat, mantan adik. Tak ada kata mantan untuk mereka. Mereka yang amat sangat berharga dalam hidupku. Mereka adalah sosok-sosok yang amat sangat aku kasihi dan aku cintai. Seperti aku mencintai dan menyayangi kedua orang tuaku dengun penuh ketulusan.

MEMOAR SANTRI

Gambar
Berstatus Santri… :) “Tiga Santri Satu Mimpi” Sumber : Google Masih lekang dalam ingatan, sekitar dua tahun silam. Ketika masih berstatus sebagai santriwati di Pesantren Modern Al-Kautsar Al-Akbar, Medan, Sumatra Utara. Tiga santri itu memiliki segudang impian yang menjadi penyemangat mereka ketika menuntut ilmu. Impian yang mereka bangun dengan penuh kesungguhan. Impian besar menurut mereka ketika waktu itu. Salah satu impian itu ialah mereka bermimpi hendak melanjutkan kuliah ke Al-Azhar, Kairo, Mesir. Maka dua tahun adalah waktu yang tersisa untuk menekan hafalan Al-Qur’an mereka waktu itu.  But I’m Not Hafidzah :D Because I’m not memorize all of surah in Al-Qur’an , only little :) 

MAHKOTA AKHIRAT UNTUK AYAH DAN IBU

Gambar
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh…. Alhamdulillaah wasshalaatu wassalaamu ‘ala rasuulil amiin wa ‘ala aalihi washahbihi ajma’iin…  Generasi Qur’ani Gedung Pondok Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar, Medan, Sumatra Utara. tampak dari belakang Hidup dalam lingkungan pondok pesantren memberikan kesan dan pesan yang luar biasa. Salah satunya adalah dipertemukan dengan sosok yang luar biasa: Buya (Pimpinan pesantren), ustadz dan ustadzah, staff pekerja yang tak kan bisa disebut satu persatu, teman-teman baru, lingkungan baru dll. Semuanya serba baru tetapi sangat berkesan.