Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

SIAPA DIA?

Gambar
Ia Kirim Hidayah ... Gülhane Park Tanpa sengaja jari jemari mungil ini membuka lembar-lembar kehidupannya yang tertuang dalam tulisan-tulisan. Membaca setiap hembusan nasihat yang diuntai indah dalam bentuk cerita, syair,  renungan, serta kisah hikmah lainnya. Tanpa tahu siapa dia, aura kecerdasan akan agama dan duniawi terpancar jelas dari tulisan-tulisan yang ia rangkai.  Berbagi tentang negeri yang ia jejaki.

MAHKOTA AKHIRAT UNTUK AYAH DAN IBU

Gambar
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh…. Alhamdulillaah wasshalaatu wassalaamu ‘ala rasuulil amiin wa ‘ala aalihi washahbihi ajma’iin…  Generasi Qur’ani Gedung Pondok Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar, Medan, Sumatra Utara. tampak dari belakang Hidup dalam lingkungan pondok pesantren memberikan kesan dan pesan yang luar biasa. Salah satunya adalah dipertemukan dengan sosok yang luar biasa: Buya (Pimpinan pesantren), ustadz dan ustadzah, staff pekerja yang tak kan bisa disebut satu persatu, teman-teman baru, lingkungan baru dll. Semuanya serba baru tetapi sangat berkesan.

PERNAH AKU MENGELUH

Gambar
Pernah Aku Mengeluh Puisi: Ustadz Taufiq Affandi GontorTV Bismillahirahmanirrahim.. Memang pernah aku mengeluh  dan bukan hanya sekali Jumlah rerumputan di halaman kita mungkin lebih sedikit dari keluhku Tidak usah kubandingkan diriku dengan intan yang begitu cadas dan selalu berkilau manis Tak peduli sekuat apapun kamu menderanya Tak peduli dari ketinggian apapun ia jatuh Itu teramat langit bagiku

SELAKSA MIMPI SEORANG PUSTAKAWAN

Gambar
Taken pict by Google Jam dua siang, langit Jogja biru terang. Matahari yang sedikit condong ke barat bagai memijarkan lidah-lidah api dipetala langit. Hawa panas menjajah angkasa, mencengkram apa saja yang menantang pijar alam. Tak ayal seorang mahasiswi pascasarjana yang sedang mengayuh sepeda juga menjadi sasaran lidah-lidah api di petala langit. Namun, angin siang masih memberikan semilirnya meskipun sang surya amat sangat garang siang itu. Berkibar-kibar kerudung merah yang ia kenakan tertiup oleh semilir angin. Dengan semangat ia kayuh sepedanya. Terlihat perjuangannya siang itu hingga butiran-butiran bening mengucur dari dahinya. Ia sapu butiran-butiran bening itu dengan punggung tangan kirinya di sela-sela ia mengayuh sepeda. Tapi tiada sedikitpun keluhan yang keluar dari mulut mungilnya. Ia menjalaninya dengan senang hati.