Our Moments..



Perjalanan Tak Terencana “Embung” Gunung Kidul, Yogyakarta

Embung

Kamis pagi, pukul 08.40 WIB kami (Rima, Ani, Hani, Ina, Akmal, dan Fiqie) berkumpul didepan Poliklinik UIN Sunan Kalijaga untuk bergegas pergi mengunjungi teman kami Dwi di kediamannya Gunung Kidul. Tepatnya untuk menghibur hatinya. :)

Berkendara dengan tiga motor, kami bergegas menembus jalan-jalan yang lumayan padat merayap di Jogja dan sekitarnya karena bertepatan dengan tahun baru yakni 1 januari 2015. Katanya sih tahun baru, tapi kalau kata saya sih ini tahun baru nasional karena tahun baru saya 1 Muharram. :D 
Tiba memasuki daerah Gunung Kidul rute jalan mulai menanjak dan berbelok-belok. Syukur saja teman yang saya tumpangi mengemudi motor dengan professional. Tepuk tangan untuk Ani, prookk.. prookk.. prookk.. :D Saya lupa pukul berapa tepatnya kami tiba di rumah teman kami Dwi. Ketika tiba disana segera menyalami dan menghambur peluk kepadanya juga menyalami Ibu, Kakak, dan Neneknya. Kami duduk melingkar sembari dihidangi kacang, kripik talas (Maaf lupa namanya jadi saya sebut saja kripik talas :D), dan manggleng (makanan khas Gunung Kidul katanya. Ini terbuat dari singkong yang dibuat kripik, rasanya pedas manis. Nano-nano :D) Kami hanya bercerita bersama, mengalir begitu saja. Tak berasa bercerita sampai adzan dzuhur berkumandang. Teman-teman bergegas menuju masjid yang dekat dengan rumah teman kami Dwi, sedangkan saya tetap duduk di rumah. Sembari menanti mereka, saya beresi gelas minum yang sudah kosong tanpa air teh dan sisa-sisa kulit kacang. Setelah cukup lama menanti mereka kembali dari masjid, kami bergegas berpamitan untuk pulang. Karena jika kesorean dikhawatirkan hujan akan turun. Maklum Jogja dan sekitar sedang dilanda musim hujan.

Sebelum pulang kami singgah disalah satu tempat wisata di Gunung Kidul. Namanya “Embung”. Tak disangka rute jalannya lebih terjal dan menanjak dari jalan yang kami lalui sebelum tiba di rumah teman kami Dwi. Lagi-lagi teman yang saya tumpangi mengemudi motor dengan professional. :D

Setelah menempuh perjalanan sekitar entah berapa menit saya lupa tidak menghitungnya :D kami tiba juga di Embung. Sebelum masuk kesana kami harus membeli tiket dan membayar parkir motor yang totalnya habis Rp36.000; untuk enam tiket dan 3 parkir motor. Sembari menuju ke tempat parker mata kami dihadapkan dengan pemandangan alam yang begitu luar biasa. Fa-biayyi alaa’i rabbikumaa tukadzdzibaan. Dalam hati saya berdecak kagum atas nikmat alam ini. Ternyata Nusantara begitu luar biasa. Mata ini mengedar kesetiap keindahan pegunungan, batu-batuan yang menjulang tinggi dan besar hingga membentuk gunung batu yang amat tinggi menjulang. Dan salah satu gunung batu itu adalah Gunung Purba yang biasanya dijadikan tempat mendaki oleh para pendaki (pendaki perdana tepatnya :D). Waktu tempuhnya kurang lebih sekitar satu jam untuk sampai puncak.

Serasa di Puncak Tertinggi :D
Setelah tiba di parkiran, segera melepas atribut berkendara (helm, jaket dkk.) kemudian berjalan menyusuri paving datar dan terasa sekali wajah bahkan sekujur tubuh ditampar-tampar oleh hembusan angin. Dan lagi-lagi sembari menikmati keindahan pegunungan hijau luas membentang, gunung bebatuan dan titik fokus tertuju pada embung yang terletak diatas gunung. Kami menaiki satu persatu tangga yang dibuat oleh manusia untuk menuju embung. Lelah juga, pikir saya. Karena kebetulan harus mengendong ransel yang berisi laptop. Tapi rasanya cukup terbayar dengan pemandangan alam yang ada. :)

Setelah menaiki beberapa tangga kami tiba juga di titik itu “Embung”. Wow.. ternyata seperti itu. Seperti semacam danau diatas gunung yang dikelilingi pagar-pagar dan berisikan banyak ikan.  Tapi lumayan banyak juga pegunjungnya dan kebanyakan adalah para keluarga.

Tarik napas sejenak menikmati hembusan angin. Rasanya seperti ada dipuncak tertinggi :D Karena dari atas “Embung” ini mata ini dapat menjamah seluruh pegunungan hijau yang lebih rendah. Seperti hamparan hehijauan yang terbentang luas. Kalau di arab, hamparan padang pasir. :D

Hamparan Hehijauan

Memang sepertinya edisi pengabadian melalui camera or yang lainnya sudah bukan hal biasa lagi. Sehingga kami juga melakukan itu. Jepret sana jepret sini. :D Setelah dirasa cukup, kami bergegas untuk pulang karena kebetulan awan sudah mulai menghitam pertanda akan turun hujan.

Kami pulang melalui rute yang sama, kini jalanannya menurun. Dan setelah rute tidak menurun dan berkelok, giliran saya yang mengemudi hingga tiba di kost teman saya kemudian saya kembali ke pondok. :)

Inilah secuil kisah tentang perjalanan tak terencana hari ini bersama lima teman satu kelas di Kampus. Ada pak ketua kelas Akmal Faradise, Fiqie Haidar, Tri Yuliani, Ina Kencana Putri, dan Hanifah Nur Annisa. About our moments in this new years. :)

Akmal, Ina, Hani, Rima, Fiqie
 
Akmal, Ina, Hani, Ani, Fiqie

Komentar

  1. Sepertinya ada beberapa kata yang gagal decoding :D

    BalasHapus
  2. iya. ada beberapa yang tidak tertampil dengan baik
    ada kan beberapa emoticon yang enggak jadi? ya itu contohnya. di codingnya, beda sepertinya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu Lelaki Hebatku, Terimakasih untuk Semua Rasa Cemburu yang Kau Berikan.

Grojokan Sewu: Tawangmangu

Kembali ke Blitar; Aku Datang….