Hujan dan Kota Hujan









Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Allaahumma shalli 'ala sayyidinaa Muhammad wa 'ala alihi washahbihi wasallim..


“Karena tempat kita dilahirkan dan dibesarkan tidak akan pernah terlupa dan akan terus teringat meski kaki sudah menjejak ribuan mil jauh darinya.”

“Bagaimana pun juga, Keluargalah yang sangat dirindukan.”

Yogyakarta. Beberapa bulan terakhir masih dihinggapi hujan. Bahkan hingga bulan februari ini. Hujan februari menyadarkanku dari kenangan manis yang mungkin begitu indah jika diingat. Kenangan bersama kampung halaman, keluarga, teman, tetangga dan hal lainnya. 

Perlu diketahui. Kampung halamanku dijuluki “Kota Hujan”. Tak tahu pasti mengapa begitu. Yang kutahu di kampung halamanku memang sering turun hujan. Mungkin. Dan bagi seseorang yang biasa di daerah yang bersuhu panas akan menggigil jika tiba di kampung halamanku. Udara yang masih segar dan berkabut ketika pagi hari (kadang-kadang), jauh dari polusi udara, pegunungan yang masih membentang luas dengan hijaunya, juga masyarakatnya yang masih bersahabat dan ramah tamah.
  
Hujan. Jika ia menyapa kampung halamanku maka aku hanya bisa berdiam diri di rumah (padahal jika tidak hujan tetap di rumah hehe). Bercengkerama bersama keluarga. Berbagi cerita bersama Ayah, Ibu, dan Adik sembari menghangatkan tubuh di depan tungku api. Ini begitu membahagiakan. Karena yang biasanya sibuk dengan kesibukan masing-masing akan berkumpul bersama jika hujan turun.

Ayah yang lebih banyak bercerita. Apalagi tentang masa mudanya yang begitu keren menurutku. Itu juga terbukti dari fhoto-fhoto masa mudanya yang masih tersimpan rapi didalam Album.
Canda, Tawa, juga kehangatan yang sangat dirindukan. Keluarga.

Tampak dari jendela kamarku
Hujan menetes, menderas membasahi genteng-genteng rumah warga
Seketika ia seperti menetes dalam ingatanku
Melunturkan kenangan tentang kota hujan,
Kampung halaman tercinta dengan orang-orang yang kukasihi
Keluarga..

12 Februari 2015, Yogyakarta.
Diiringi hujan yang mengguyur seantero kota Jogja.

--Allaahumma shayyiban naafi'an..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Grojokan Sewu: Tawangmangu

Untukmu Lelaki Hebatku, Terimakasih untuk Semua Rasa Cemburu yang Kau Berikan.

Kembali ke Blitar; Aku Datang….