Takjub; Masjid Agung Mataram Kotagede & Makam Raja Mataram
Wisata Religi...
Taken pict by www.njogja.com |
Menyusuri
kota Jogja di sore hari menimbulkan sensasi tersendiri. Aku sendiri yang sudah lelah
dengan keramaian kota perlu mengunjungi tempat-tempat yang mendatangkan kedamaian.
Jadilah, akhirnya berkunjung ke Masjid Agung Mataram Kotagede dan Makam Raja
Mataram. Bukan hanya mendapat ketenangan tetapi disana aku juga mengetahui
sejarah yang berkaitan dengan Masjid Agung Mataram Kotagede dan Makam Raja
Mataram.
Saat
itu, bersama partner traveling-ku. Kami
berkunjung ke Masjid Agung Mataram Kotagede dan Makam Raja Mataram. Tepatnya pada
tanggal 16 Januari 2016.
Masjid
Agung Mataram Kotagede ini merupakan masjid tertua di Yogyakarta yang berada di
Jl. Watu Gilang, Kotagede, Yogyakarta. Tepatnya
berada di depan makam-makam Raja Mataram Kotagede dan dekat dengan pasar
Kotagede. Sehingga sebelum memasuki kawasan ini, perumahan warga disekitarnya
masih bernuansa Jawa. Sisi tradisional yang kini banyak dirindukan utamanya
bagi generasi 2000-an. Dan ternyata, para abdi dalem yang mengurus masjid dan
makam adalah keturunan Nyai Pringgit. Nyai Pringgit berasal dari Desa Dondong
yakni desa di perbatasan Kulonprogo dan Purworejo. Ini adalah kampung pemukiman
abdi dalem Kraton tertua.
Di Teras Masjid | Taken by Me |
Kembali
mengulas tentang masjid. Dari namanya saja kita pasti bisa menebak bahwa Masjid
Agung Mataram Kotagede ini dibangun pada masa pemerintahan kerajaan Mataram. Saat
itu rasa toleransi begitu membumi dimana dalam pembangunan Masjid Mataram ini
dibantu oleh warga yang saat itu beragama Hindu dan Budha. Allahu Akbar.. Dari hal ini kita bisa lihat juga gaya arsitektur
bangunannya yang mencampurkan antara nuansa Islam dan Hindu. Selain itu, banyak
hal istimewa dan unik lainnya lagi. Masjid ini memiliki Bedug yang sudah cukup
lama dimana Bedug ini merupakan hadiah dari Nyai Pringgit. Sedangkan mimbar
khutbahnya adalah hadiah dari Sultan Palembang kepada Sultan Agung (Raja
Mataram). Diteras masjid yang dindingnya dihiasi batu marmer aksara Jawa ini
terdapat pohon beringin yang sudah berusia ratusan tahun. Tak lupa sebuah jam
besar mirip jam gadang di padang ada diteras masjid ini. Dan intinya semua gaya
bangunan masjid ini tak lepas dari budaya Jawa itu sendiri.
Nuansa
tradisional Jawa yang masih beraroma budaya Hindu dan Budha benar-benar terasa
di Masjid Agung Mataram Kotagede ini. Gapura berbentuk Padukarsa yang menyambut
jamaah masjid menjadi salah satu ciri khas perpaduan budaya Islam dengan budaya
Hindu dan Budha. Ternyata rasa toleransi keberagamaan juga dibangun pada masa
kerajaan. Hal ini tentu menjadi point
penting yang harus selalu diingat. Lagi dan lagi bahwa dengan hidup saling
menghargai dan menghormati tanpa melunturkan keimanan masing-masing adalah
lebih mendamaikan.
Didinding Gapura Masjid | Taken by Me |
Oke,
selain berkunjung ke Masjid Agung Mataram Kotagede, kami juga berkunjung ke
Makam Raja-Raja Mataram. Sama seperti saat memasuki masjid, masuk ke makam Raja
Mataram ini pun akan disambut dengan gapura. Bedanya untuk masuk ke makam Raja
Mataram ini, kami harus melewati tiga gapura bergaya arsitektur Hindu.
Taken by pict www.kompasiana.com |
Setelah
tiba diarea pemakaman, selain menemukan bunga kamboja yang menarik hati bagiku,
kami juga melihat pendopo-pendopo dan dua rumah tua berdinding kayu. Kami tidak
memasuki makam. Perlu diperhatikan jika hendak memasuki makam diharuskan
menggunakan busana adat Jawa dan dilarang membawa kamera dan perhiasan emas. Biasanya
akan ada abdi dalem yang memandu para wisatawan. Namun berhubung saat itu kami datang
saat sore, kami tidak menemui abdi dalem. Jadilah kami hanya
berkeliling-keliling di area pemakaman Raja Mataram. Sebenarnya jika ingin tahu
lebih banyak lagi, di tempat pemakamam Raja Mataram ini banyak tokoh-tokoh
sejarah terkenal ada disana. Seperti Paku Alam, Amangkurat, Hamengku Buwono, Jaka
Tingkir, Ki Ageng Pemanahan, dan Ki Panembahan Senopati.
Abdi Dalem | Taken pict by www.tripadvisor.com |
Usai
mengelilingi makam Raja Mataram kami segera pulang. Karena ternyata senja
semakin menjingga diufuk timur.
Oh iya, nonton film hiiittsss Surga yang Tak Dirindukan? Nah, masjid tempat mbak Arini mendongeng itu ya Masjid Agung Mataram Kotagede ini hehe.. Dan tempat bertemunya mbak Arini dengan mas Pras. "Surga hanyalah tempat bagi orang-orang yang selalu bersyukur dan ikhlas" Kalimat yang indah..
Arini: Mas, mau jadi imam kan?
Pras: Hah, secepat itu?
Arini: Shalat memang harus disegerakan to mas.
Pras: Astaghfirullah.. Imam shalat? Ya mau..
Duuuhhh hhhee
Yogyakarta, 20 Maret 2016.
Photos;
Pemandian raja-raja | Taken by Me |
Sejarah Masjid Mataram | Taken by Me |
No caption needed | Taken by Me |
Di depan makam Raja Mataram | Taken by Photographer |
Komentar
Posting Komentar