Untukmu Lelaki Hebatku, Terimakasih untuk Semua Rasa Cemburu yang Kau Berikan.
Taken pict by uk.pinterest.co |
Tidak
terasa sudah hitungan detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun telah kita lalui
bersama. Ternyata sudah banyak pula kita lewati berbagai macam peristiwa yang
tak pernah kuduga dan kusangka. Semua badai sudah kita tenangkan. Semua gelombang
sudah kita redakan. Semua luka sudah kita sembuhkan. Dan semua rintangan
lainnya sudah kita hadapi dan selasaikan bersama. Hebatnya kita, meski sering
kita berdebat mulai dari hal-hal sepele sampai hal-hal yang lebih berat; kita
bisa menyelesaikannya. Hebatnya kita, meski sering berbeda pendapat mengenai
suatu keilmuan baik agama atau pun umum yang kita bahas, rasa ‘rindu’ selalu
terucap dengan tulus dari lisan, hati, dan jiwa kita setiap kali hening malam
menyapa. Kalau dipikir-pikir, kita begitu konyol. Dan itu sudah kita sadari. Tapi
katamu, kekonyolan kita itu justru membuat kita semakin menikmati; kita. Apa adanya.
Hai lelaki hebatku.
Dalam
agama kita, aku pernah mengaji tentang ‘dayyuts’
yakni seorang suami yang tidak memiliki rasa cemburu terhadap istrinya. Dan tentu
kau bukan lah termasuk lelaki dayyuts akan
tetapi kau adalah lelaki pencemburu yang selalu berhasil membuatku jatuh cinta
berkali-kali. Semua kesederhanaanmu juga segudang ilmumu; selalu berhasil
membuatku luluh. Bahkan kejutan-kejutan kecil yang kau buat sering kali membuat
hatiku berbunga-bunga. Kau memang bukan tipikal lelaki yang romantis seperti
pada umumnya. Kau memiliki cara tersendiri dalam menunjukkan sisi romantismu
dan aku suka itu. Aku suka, kau yang selalu cemburu kepadaku. Aku suka, dalam
segala hal kau selalu menjagaku. Aku suka, kau selalu berucap sayang setiap
waktu kepadaku. Aku suka, kau selalu rindu kepadaku. Aku suka, kau selalu ingin
melakukan yang terbaik untukku. Aku suka, kau selalu berhasil membuat orang
lain cemburu bukan hanya padaku yang selalu kau bahagiakan tetapi mereka juga
cemburu kepada ‘kita’ yang selalu punya cara untuk bahagia bersama.
Hai pujaan hatiku.
Aku
bersyukur karena Tuhan mengirimu untukku dengan segudang cemburu yang tiada
habisnya kepadaku; itu membuatku merasa bahagia. Aku merasa menjadi wanita
paling berbahagia karena memiliki ‘kau’ yang selalu berhasil membuatku tertawa.
Cemburumu tak kan pernah aku salahkan karena itu berarti kau sangat
menyayangiku. Maka jangan pernah berhenti cemburu, karena aku suka itu. Kau tahu,
kau melengkapi kurangku. Dan kau tahu, aku tanpamu kini entah harus bagaimana.
Hai lelaki yang menjadi Ayah anak-anakku.
Lagi
dan lagi, aku selalu bersyukur karena bisa berjuang dan berbahagia bersamamu. Dengan
segala hal yang telah kita buat dan kita lalui bersama; aku selalu bahagia.
Kau
lelaki tersabarku. Tak pernah lelah menemani kesibukanku ditengah-tengah
kesibukanmu sendiri yang tak ada habisnya. Tapi selalu saja, kau punya waktu
untukku.
Kita;
secara tidak langsung ternyata sering membuat orang yang melihat merasa
cemburu. Kita memang selalu tampak bahagia dan mereka tak tahu, bahwa sampai
detik ini pun kita telah melalui banyak rintangan yang tak mudah. Tapi dengan
prinsip hubungan yang selalu kita pegang, kita berhasil melalui semuanya. Hubungan
yang serius, dewasa, dan bermartabat.
Lelaki
hebatku; menua dan hidup sesurga
bersamamu, tak mungkin aku menolaknya. Percayalah, meski tak sering
kuungkapanka, aku yakin dan selalu bahagia bersamamu.
Lelaki
hebatku; terimakasih untuk semua bahagia yang kau beri.
#muslimahstories
.
.
Jogja, 6 April 2016.
Tulisan perdana; ala-ala Hipwee
hehe
Jangan dibaca serius; dosisnya tinggi hehe
Jangan dibaca serius; dosisnya tinggi hehe
Komentar
Posting Komentar