KLCC Twins Tower; Simphony Air Berirama Indah dengan Rima, Rima, Rima.
“Tekad yang tak pernah berubah dan
goyah. Niat dan keberanian yang selalu kuat melekat penuh amarah. Amarah
kebulatan prinsip yang selalu tertanam kuat dan gagah. Dan menjalaninya pun
penuh dengan ambisi dan optimis yang gagah pula. Tanpa melupakan bahwa semua
kebaikan yang telah, sedang, dan akan dituai adalah atas campur tangan Tuhan
dan kedua orang tua. Terimakasih Tuhan.. Ayah dan Mak.” Rima Esni Nurdiana.
Twins Tower | Taken by Hidaya Photograph |
Hello
Malaysia.. Kesan pertama tiba di Tanah Melayu ini tetap masih mengingatkanku
akan Ibu Pertiwi, Indonesia. Aku memang mengangumi keindahan dan keramahan
fasilitas negeramu, sungguh. Namun aku tetap mencintai Ibu Pertiwiku dengan
segala kekurangan dan kelebihan yang ia suguhkan padaku. Dan terimakasih telah
memberiku banyak pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga. Akan kubawa
pulang semua kebaikan itu ke tanah air tercintaku, Indonesia.
Oke,
langsung saja ya. Pembukaannya segitu aja hehe Kita langsung membahas
jalan-jalan menuju beberapa tempat wisata di Malaysia.
Jika
belum berkunjung ke KLCC Twins Tower maka belum diartikan sudah menjejakkan
kaki di Tanah Melayu, jadi sebelum hari aktif untuk mulai Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) di Perpustakaan Universiti Malaya dimulai aku berkunjung ke
tempat tersebut. Sebetulnya aku mengunjungi KLCC Twins Tower dalam dua waktu
yang berbeda, diawal kunjungan aku datang saat siang hari dan kunjungan kedua
datang pada saat malam hari. Kenapa? Karena hidangan siang dan malam memiliki
perbedaan yang semuanya sama-sama indah. Jadi sayang kalau dilewatkan hehe.
Kunjungan
siang hari tepat pada tanggal 1 Oktober 2016. Ah benar-benar Oktober ceria plus
berbunga-bungan rasanya hehe. Tentu aku tidak sendiri. Aku berkunjung ke
berbagai tempat bersama team PPLku. Ada Almer, Akmal, Fikri, Dian, dan Lutfi.
Shimphony Air | Taken by Hidaya Photograph |
Kali
pertama tiba di KLCC Twins Tower, ternyata lebih indah dari yang dibayangkan.
Disana tampak dua menara kembar tinggi menjulang. Menara kembar ini merupakan
perusahaan Petronas dimana antara dua menara dihubungkan oleh sebuah jembatan.
Dan para wisatawan boleh saja naik sampai jembatan untuk menikmati keindahan
sekitar KLCC Twins Tower namun perlu merogoh kocek yang lumayan dalam yakni
kalau tidak salah sekitar RM50 kalau di rupiahkan sekitar Rp150.000an.
Berhubung harus menghemat karena masih mahasiswa kami memutuskan untuk tidak
naik sampai jembatan. Yah, begitu lah suka dukanya hehe... Tapi tetap
bersyukur..
Selain
dua menara kembar yang menjadi icon negara
Malaysia, taman di KLCC Twins Tower juga sangat menarik. Taman yang bersih dan
ramah sekali untuk para pengunjung. Sehingga tak heran banyak para pengunjung
yang senang berkunjung bukan hanya pengunjung dari mancanegara seperti kami
tetapi juga warga lokal Malaysia itu sendiri. Terutama saat weekend banyak keluarga yang
menghabiskan waktu liburan dengan bermain di taman KLCC Twins Tower. Taman yang
luas dengan kursi-kursi yang ramah serta pemandangan lain yang juga indah
selain menara kembar yakni semacam kolam besar dengan permainan simphony air yang begitu cantik.
Kami
menikmati romantisme keindahan di KLCC Twins Tower. Menyantap setiap hidangan
keramaian hiruk pikuk warga lokal maupun mancanegara yang sedang berlibur. Turut
merasakan setiap degub jantung kehidupan di KLCC. Jika terus mengikuti
kenyamanan hati dan fisik saat di taman KLCC maka tak akan pergi beranjak kaki
kami.
Taman KLCC | Taken by Hidaya Photograph |
Sambal Rice Bowl | Taken by KFC |
Di
tengah terik yang tak panas menyengat karena masih ada hembusa angin. Kami
memutuskan untuk makan siang. Lagi-lagi sebagai mahasiswa dengan kantong ngirit
kami mencari makanan yang tak mahal. Asalkan halal dan sudah bisa mengganjal
perut agar tak lapar. Kami memasuki Mall Suria yang masih di taman KLCC. Kenapa
ke Mall? Karena itu yang paling dekat. Jangan kira kami mau hemat tapi makan di
Mall ya. Karena sebelumnya kami sudah survive
dengan melakukan perbandingan harga antar beberapa makanan. Akhirnya kami
menuju KFC di Mall tersebut. Dan itulah kali pertama kami bertemu dengan satu
makanan favorit kami saat berpergian serta tak ada di Indonesia. Mumpung ada ah
hehe
Makanan
favorit. Namanya ‘Sambal Rice Bowl’.
Iya.. Ini produk KFC juga tetapi hanya ada di KFC Malaysia. Kenapa menjadi favorit
kami?
Pertama,
karena makanan itu paling terjangkau diantara semua makanan di KFC, yakni hanya
RM5. Kalau dirupiahkan sekitar Rp15.000an. Harga RM5 untuk makan di tanah
Melayu ini sudah standar alias tidak mahal. Karena untuk tingkat mahasiswa yang
super hemat saja satu kali makan RM3 itu sudah dapat Nasi Bujang. Nasi Bujang
itu berisi nasi dan telur. Kalau di Jogja semacam nasi telur di Burjo gitu hehe
Kedua,
karena rasanya enak meski kadang teman-teman saya yang dari tanah Jawa tak
terbiasa makan nasi lemak. Ya, Sambal
Rice Bowl ini berisi nasi lemak (nasi yang dimasak dengan santan dan
bumbu), ikan bilis-bilis (semacam ikan teri), sambal, dan beberapa ayam suwir
berbalut tepung.
Oke..
cerita makannya sudah ya. Soalnya jadi haru pengen makan Sambal Rice Bowl lagi hehe
Oh
iya. Sekedar informasi nih. Suasana KLCC di siang hari dan malam hari berbeda.
Jika di siang hari biasanya simphony air
yang dmainkan sama indahnya dengan di malam hari. Tetapi jika di malam hari
airnya akan berwarna-warni mengikuti pantulan cahaya lampu dari bawah air.
Romantis hehhe Satu hal lagi, jika malam minggu tiba. KLCC akan dipenuhi
anak-anak muda. Ramai sekali...
Fikri, Akmal, lmer, Rima Taken by Hidaya Photograph |
Oke..
ceritanya sampai disini ya untuk KLCC. Mau lanjut nulis tentang wisata ke Batu
Caves. Hehehe Karena setelah dari KLLC kami melanjutkan wisata ke Batu Caves. :)
Jogja,
27 Februari 2017.
#travelblogger
#blogger #muslimahtraveler #bloggerlife #travelerlife
Komentar
Posting Komentar