IDKS 2015; Dolananku Tradisional Lho....



IDKS? Ini salah satu matakuliah mahasiswa IP (Ilmu Perpustakaan) di semester 4 guys, ‘Informasi Dalam Konteks Sosial’. Jadi pembahasannya lebih kepada isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan atau bahkan mengangkat tema yang mulai terlupakan oleh kita. Like “Dolanan Anak”. Ini lah tema pameran yang diangkat untuk tugas akhir kami. Pameran ini berlangsung selama dua hari berturut-turut (26-27 Mei 2015 di Gelanggang Teater Eska, Kampus Timur, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Bersama para panitia yang lain dan dibimbing para dosen yang super luar biasa juga teman-teman  lain yang enggak kalah cetar membahana, pameran berjalan dengan sangat menggembirakan. Alhamdulillah, dekat dengan mereka orang-orang super sangatlah menyenangkan :D

Acara berjalan dengan baik. Dihari pertama, Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya memberi sambutan sekaligus membuka acara. Kemudian grebek stand alias mendatangi stand satu persatu. 

Setelah itu kami menyambut kedatangan tamu istimewa hehe anak-anak PAUD dan TK UIN Sunan Kalijaga. Ya, sekilas kulihat rona bahagia mereka. Sekedar mencicip permainan tradisional yang mungkin sudah tergeserakan oleh kemajuan teknologi. Dari kejauhan aku tersenyum, mereka tertawa girang saat permainan yang ada mulai dimainkan oleh mas dan mbak di setiap stand. Indra pendengarku menangkap satu kata, ‘lagi.. lagi... lagi..’ ucap mereka serempak. Saat bambu usai disulut dengan api dan menimbulkan suara teramat keras. (eh kok jadi gini hehehe sedikit melow, habis senang sekali melihat mereka, anak-anak yang begitu polosnya hehe )
--Pameran Literasi dan Budaya 2015--

10 Stand Dolanan Tradisional
Iya, ada 10 stand permainan yang dipamerkan dan dua diantaranya adalah stand prodi IP S1 dan D3. Permainan yand dipamerkan mulai dari cublak-cublak suweng, jamuran, engklek, bambu yang bisa mengeluarkan suara keras dengan disulut api salah satu ujungnya, sampai ke yang agak horor, Jalangkung. Nah, stand kelompokku mengangkat Jalangkung. Bukan apa-apa, ini awalnya karena enggak kebagian permainan tradisional jadi mau tak mau mengangkat tema spiritual culture; Jalangkung. Tapi tak disangka juga, saat pengumuman lomba di hari ke-2, stand kami juara tiga, prokkk.. prookkkk... proookk... :D 

Selain menampilkan permainan tradisional dengan segala atributnya, beberapa stand juga ada yang membuak video dan brosur tentang permainan tradisional yang diangkat. Bukan hanya para pengunjung, tetapi peserta stand juga antusias mencoba permainan stand lain. Ya contohnya saya, turut serta bermain yoyo dan engrang, iya egrang itu yang jalan pakai kayu itu lho. Hehe semua mata tertuju padaku saat itu, mungkin tak menyangka dibalik keanggunanku (hahaha) tenyata bisa main egrang. Ya maklum, masa kecil mainnya begitu. Hehehe...
Show and Tell Competition
Nah ini ni, sebuah ajang lomba individu yang diikuti oleh perwakilan setiap kelas IP S1 dan D3 dengan 11 peserta yang berpartisipasi. Show and tell ini bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan perpustakaan dan menggunakan bahasa Inggris tentunya. Ngomongin bahasa Inggris jadi pengen nyeletuk; Kampusku kampus bernaungan Islam, lain kali keren juga kalau ada show and tell billughatil ‘arabiyyah (dengan bahasa Arab) hehe *Nuraniku berkata :D

Talkshow
Talkshownya mengangkat tema tentang “Pelestarian Budaya Lokal” dengan narasumber yang luar biasa, yakni bapak R. Bambang Nursinggih. Beliau adalah sastrawan, budayawan, dan sekaliber jabatan yang lainnya. Begitu panjang dan tak bisa kutiliskan semua dan yang paling kuingat adalah dulunya beliau juga pustakawan meski sekarang tidak menjadi pustakawan lagi. Namun begitulah pak Bambang, kini bukan pustakawan tetapi tetap berjiwa pustakawan. Ini tampak dari kiprahnya di masyarakat melalui perpustakaan.
Mulanya beliau geguritan terlebih dahulu. Ini adalah puisi bahasa Jawa. Bahasa yang tak kumengerti tapi tetap kunikmati saja setiap syair yang terlontar. Bahasa adalah nomer kesekian bagiku dalam menyaksikan pentas budaya. Karena memang dasarnya suka hal-hal yang berkiatan dengan budaya sih. Dan Jogja adalah surganya budaya. Bahagianya :)

Usai geguritan, beliau menyampaikan pembahasan terkait pelestarian budaya lokal. Oh iya, acara talkshow ini serba berbahasa Jawa. Bukan hanya pemateri saja tetapi juga mbak dan mas yang nge-MC berbahasa Jawa. Moderator juga tak kalah oke dari pemateri dan MC yang pakai pakaian Jawa, pakaian Jawa juga dikenakan mas moderator. 

We are the Winner
Dipenghujung pameran. Pengumuman pemanang guys. Mulai dari pemenang stand, pemenang Show and Tell, dan pemenang penampil dadakan (ada silat, karate, tari, nyanyi, puisi difable, dll). Dan berakhir dengan ajang berfhoto ria meski sejak awal acara semua sudah sibuk fhoto dan posting sana sini. Tapi narsis tetaplah melekat erat pada mahasiswa IP begitu pula dengan para dosen yang luar biasa. Narsis.

Turut berterimakasih pada Dosen-dosen IP yang sangat luar biasa. Kepada teman-teman IP angkatan 2013. Kepada adik-adik kami IP 2014 yang turut berpartisipasi. Kepada teater Eska. Kepada PAUD dan TK UIN Sunan Kalijaga. Kepada para pemateri. Kepada ALUSTIK dan After Vacum atas hiburannya. Dan kepada semua orang yang terlibat dalam acara pameran ini. :D

Oke guys, ini ceritaku. Mana ceritamu? Hehe
See you again di Pameran IDKS tahun yang akan datang. :D
#IDKS

28 Mei 2015, Yogyakarta.
Di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Lantai 4; sembari ditemani teman istimewaku, Buku.

Our Moments ;





Bersama PAUD dan TK UIN SUKA
Stand 5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Grojokan Sewu: Tawangmangu

Untukmu Lelaki Hebatku, Terimakasih untuk Semua Rasa Cemburu yang Kau Berikan.

Kembali ke Blitar; Aku Datang….