Blitar Journey #lima
Candi
Penataran
“Cintaku tertinggal
di Candi Penataran, Blitar, Jawa Timur. Hal ini disebabkan karena kecantikan
Candi Penataran begitu mempesona. Indah seindah indahnya; merasuk dalam hati
dan jiwaku. Utamanya bunga Teratai yang berdiri anggun nan tegas menghiasi
pelataran Candi Penataran.”
“Bumi Pertiwi begitu
indah, Nak. Maka jelajahi ia selagi engkau masih muda dan bisa.”
Masih
di tanggal 29 November 2015, kami bertujuh para delegasi ALUS Asosiasi
Mahasiswa Ilmu Perpustakaan berkunjung ke Candi Penataran dan tiba di lokasi
tepat saat dzuhur. Tentu tunaikan shalat dzuhur terlebih dahulu, selepas itu
baru menikmati indahnya Candi Penataran.
Candi
Penataran; terletak di desa Penataran, kecamatan Nglegok, Jawa Timur. Secara sederhana
berada tepat di lereng barat daya gunung Kelud dan jarak tempuh sekitar 12 km
dari Blitar.
Mamasuki
Candi Penataran hanya perlu mengeluarkan uang sebanyak Rp3000.- ditambah dengan
biaya parkir seharga pada umumnya.
Saat
menjejakkan kaki memasukki kawasan Candi Penataran, bola mataku langsung menuju candi
yang memang tak begitu besar bila dibandingkan Candi Borobudur atau pun Candi
Prambanan. Namun meski tak sebesar itu, Candi Penataran tetap membuatku
berdecak kagum. Bangunannya berundak-undak, mirip dengan pola bangunan undakan
di UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno.
Awal
memasuki pelataran Candi Penataran, ada dua buah arca raksasa yang menjaga
pintu. Sangar juga sih menurutku. Kemudian setelah itu disambut bunga Teratai
cantik berwarna merah muda dan biru di pelataran candi yang membuatku ketagihan
untuk terus mengeabadaikannya dalam kamera ponselku. Terus asyik memotret
kecantikan mereka yang berlatar Candi Penataran. Setidaknya jiwa Photography-ku semakin mencuat meski
masih amatiran. Hehe..
Setelah
cukup puas bermain dengan bunga Teratai, kususuri pelataran Candi Penataran. Menyapu
habis keindahan yang ada. Kami menaiki Bale Agung dimana dulunya dijadikan sebagai
tempat untuk bermusyawarah para pendeta atau penanda. Bale Agung merupakan
bangunan yang berbentuk seperti panggung persegi panjang dimana dinding dan
atapnya sudah tidak ada; hanya meninggalkan lantainya saja. Untuk naik
kepanggung, kita menaiki tangga kecil yang diapit dua buah arca Mahakala.
Cuaca
memang agak panas menurutku. Aku memilih untuk tidak menaiki bangunan candi saat itu.
Aku
bersama teman-temanku terus berjalan menuju sisi belakang candi. Kutemukan
kolam ikan. Seorang teman yang asli Blitar menjelaskan bahwa mitosnya jika
membawa koin dan dilemparkan ke kolam ikan tersebut maka jodoh kita akan dekat,
hehe.. Aku sih hanya senyum saja.. Yang kunikmati adalah keramaian ikan yang
menghiasi kolam. Begitu apik. Ikannya; mayoritas berkulit hitam, namun ada dua
ikan yang berbeda secara warna lebih terang yakni merah dan putih sedang
ukurannya paling besar diantara ikan-ikan yang lain.
Entahlah,
aku senang sekali mengunjungi tempat ini. Hehe..
Kapan-kapan
main lagi kesini gimana? Hehe..
Eh,
wisata selanjutnya apa? Next story,
hehe..
-Kita selalu punya cara sendiri untuk setiap
perjalanan yang kita lakukan. Sejauh ini; aku menikmati setiap keindahan yang
ada. :)
--Bahagia itu sederhana. :)
Yogyakarta, 4 November 2015.
Para Delegasi :) |
Gaya yang tak terduga hehe |
Merah muda dan biru; teratai. |
Lepas banget senyumnya :) |
Komentar
Posting Komentar