Universitas Brawijaya; I'm Coming..


ALUS dan HMPIP | Taken by +ALUS Asosiasi Mahasiswa Ilmu Perpustakaan 
Cerita ini berlanjut dari perjalanan di Blitar. Pada Sabtu, 27 Februari 2016; kami menghabiskan waktu di Blitar dari pukul dua sampai pukul lima. Setelah itu kami sebelas delegasi ALUS Asosiasi Mahasiswa Ilmu Perpustakaan melanjutkan perjalanan ke Malang.

Usai shalat ashar, kami berpamitan dengan bapak dan ibu teman kami, Almer. Kami dibekali nasi goreng super gede porsinya untuk menunda lapar kami saat baru tiba di Malang.

Blitar-Malang tak begitu jauh. Yang membuat kami agak terlambat waktu tibanya karena harus mencari-cari alamat tempat tinggal teman kami disana. Akhirnya setelah mencari-cari kami tiba di tempat tinggal teman kami. Yang putra di tempat tinggal putra dan yang putri di tempat tinggal putri.

Perjalanan malam saat ke Malang membuatku tak bisa melihat bagaimana suasana diluar mobil yang kami naiki. Tapi setidaknya saat menjejak di Malang kurasakan hawanya sedikit lebih dingin dari kota Jogja dan airnya pun tak kalah lebih dingin. Meski sudah malam mau tak mau kami harus tetap mandi dengan air yang dingin agar bisa tidur nyenyak.

Di minggu pagi, 28 Februari 2016. Kami segera bergegas menuju Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Menuju tempat dimana kami akan berkegiatan bersama Himpunan Mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan (HMPIP) Universitas Brawijaya. Kegiatan dimulai pukul delapan dan usai saat dzuhur.

Setelah dzuhur kami berkunjung ke Ruang Baca Fakultas Ilmu Adiminstrasi Universitas Brawijaya. Untuk hitungan fakultas, ruang bacanya memang cukup besar dan sudah sangat bagus. Kami bertemu dengan demisioner ALUS Asosiasi Mahasiswa Ilmu Perpustakaan yakni mas Muhammad Rosyihan Hendrawan yang juga menjadi Dosen di Universitas Brawijaya. Beliau juga turut serta dalam kegiatan kami tadi.

Setelah dirasa puas berkunjung di Ruang Baca Fakultas Ilmu Adiminstrasi Universitas Brawijaya, kami berlanjut berkunjung ke Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya sekaligus menunaikan shalat Dzuhur disana.

Seperti ribuan kitab | I Like It
Perpustakaannya sangat megah. Dihalaman perpustakaan terdapat bangku-bangku panjang untuk tempat berkumpul mahasiswa. Perpustakaan terdiri dari beberapa lantai. Berbeda dengan perpustakaan kampusku memang; di perpustakaan Universitas Brawijaya ini loker putra dan purtri menjadi satu. Selain itu, perbedaan juga terletak pada pengkelasan koleksi. Jika di Universitas Brawijaya menggunakan penomoran berdasarkan DDC (Dewey Decimal Classification) ditambah ada label merah dan label putih maka di perpustakaan kampusku menggunakan penomoran kelas sesuai DDC dengan simbol RF (Referensi; baca ditempat dan tidak bisa dibawa pulang), SR (Sirkulasi; bisa dipinjam dan dibawa pulang), atau lainnya. Oh iya, DDC ini adalah pedoman untuk mengklasifikasi buku. Kekhasan lain dari perpustakaan Universitas Brawijaya ini adalah ciri penataannya yang bergaya klasik. Namun memang kurang ergonomis jika melihat rak-rak bukunya dan tata letaknya yang belum nyantai atau masih kaku. Tapi pasti ada alasan tersendiri mengapa dibuat demikian.

Oke setelah puas ngulik-ngulik perpustakaan pusat Universitas Brawijaya dan dipandu oleh teman-teman HMPIP kami bergegas pamit. Kami segera melakukan perjalan pulang agar tidak terlalu pagi saat tiba di Jogja.

Di perjalanan pulang kami melewati Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN MALIKI) Malang. Teringat, dulu saat masih di pesantren bersama kedua sahabat baikku (Anita dan Sakinah), aku dan mereka sempat punya rencana ingin melanjutkan kuliah ke kampus ini dan mengambil jurusan bahasa Arab. Ah jika diingat, saat itu rencana kami memang banyak sekali. Entah kenapa bisa begitu heheehe

Oke.. selain melewati UIN MALIKI kami juga melewati Universitas Malang. Sebenarnya ada seorang teman dari pesantren yang sedang kuliah di Malang, tapi aku terlupa tidak memberi kabar kedatanganku di Malang. Akhirnya enggak ketemu. Next time ya hehee

Kami juga melewati Museum Angkut di Batu. Tetapi sayang kami hanya lewat saja berhubung mengejar waktu.

Suasana seperti di puncak; berkabut, dingin, dan banyak pepohonan pinus. Kami berhenti disalah satu tempat makan. Memesan bakso, mie, sate, minuman panas dan lain sebagainya. Setelah itu perjalanan berlanjut lagi sampai tiba di Jogja pukul satu dini hari. Luar biasa heehehe Dilokasi ini tak terdokumentasikan berhubung fokus menyantap makanan di udara yang begitu dingin hehe

“Kita menempuh perjalanan ribuan mil dengan langkah kecil namun pasti. Kita yakin bahwa kita bisa karena kita melakukannya bersama. Bersama menikmati setiap proses penuh kejutan menuju akhir langkah kita yang pada dasarnya tak kan pernah berakhir. Maka pada dasarnya perjuangan kita tidak akan pernah berhenti, perjuangan kita akan terus kita nikmati; bersama kita bisa–Rima Esni Nurdiana.

Kegiatan; Sabtu. 28 Februari 2016.
Ditulis;
.
.
Yogyakarta, 20 Maret 2016.

Photos; 
Diskusi dengan mas Hendra
Sukaaaa sama buku ini...
Bisa jadi salah satu iconnya UB
Perpustakaan Pusat UB
Perpustakaan Pusat UB
Di ruang Baca FIA UB
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu Lelaki Hebatku, Terimakasih untuk Semua Rasa Cemburu yang Kau Berikan.

Grojokan Sewu: Tawangmangu

Kembali ke Blitar; Aku Datang….