“Bambu” Bridge di Hutan Mangrove Kulon Progo


“Melakukan suatu perjalanan bukan tentang tempat yang akan dituju. Tapi dengan siapa kau kesana. Seindah apapun tempatnya kadang bahagiamu tergantung dengan siapa partner perjalananmu.” –Rima Esni Nurdiana.
 
Taken pict by Hidaya Photograph
Memasuki semester 7. Baru sadar sesadar-sadarnya ternyata sudah tidak di semester muda lagi, lebih tepatnya sudah memasuki semester penuh tanya. Kapan KKN? Kapan PPL? Skripsi udah selesai? Kapan Munaqasah? Kapan Yudisium? Kapan Wisuda? Mana Calonnya? Kapan Nikah? Mau lanjut S2 lagi? Dan bla… bla.. bla… huufffttt hehe

Mungkin kurang lebih gitu ya se-abrek pertanyaan itu. Hehe tapi ya dinikmati aja. Oke, saat ini baru sampai tahap KKN alis Kuliah Kerja Nyata; semacam tugas untuk mengabdi ke masyarakat. Nah, kebetulan aku ditempatkan di dusun Patuk Tengah, desa Tirtorahayu, Galur, Kulon Progo, Yogyakarta. Bicara masalah KKN tentu isinya adalah pengabdian kepada masyarakat, mulai dari berbagi ilmu sembari belajar bersama hingga melebur dengan kebiasaan warga sehari-hari.

Dari kesibukan dan ke-selo-an saat KKN, semua peserta pasti menyempatkan untuk berpiknik. Rasanya sudah lama juga tidak traveling lagi dengan partner traveling-ku. Oke, sehabis lebaran, tepatnya Senin, 11 Juli 2016 kami membuat agenda untuk piknik ke dua tempat yang ingin kukunjungi. Pantai Congot dan Hutan Mangrove.

Oke, sebelum piknik kami mempersiapakan bekal untuk piknik. Bumbu pecel khas Blitar enak juga untuk dibawa piknik. Akhirnya di rumah hanya perlu rebus sayur jipang, bayam, genjer, dan membawa buah mangga. Tak lup, bumbu pecelnya. Setelah semua selesai kami siap untuk piknik. Tak lupa pula kami membawa “tent” alias tenda tetapi tidak untuk dibuat tenda hanya untuk alas duduk ketika dipinggir pantai. Alih fungsi sementara waktu hehe

Pagi-pagi kami sudah melakukan perjalanan. Tujuan awal ke Hutan Mangrove. Hutan Mangrove ini terletak di Dusun Pasir Mendit, Jangkaran, Temon, Kulon Progo Yogyakarta dimana di sekitar lokasi ini terdapat banyak tambak garam. Ya, karena Hutan Mangrove ini juga masih berdekatan dengan pantai Congot maka banyak warga yang bertani garam atau lebih tepatnya memiliki tambak garam. Oke, di Hutan Mangrove ini banyak jembatan bambu membelah sungai yang tenang. Di sekitarnya terdapat banyak tanaman pohon Mangrove. Selain itu, ada perahu mesin yang disediakan untuk para wisatawan agar bisa menikmati indahnya Hutan Mangrove melalui sungai. Oh ya, jangan bayangkan Hutan Mangrove itu lebat dan penuh pohon seperti hutan pada umumnya. Hutan Mangrove ini sudah ditata dengan rapi dan cantik sehingga sangat nyaman untuk dikunjungi. Terbukti dengan banyaknya pengunjung bukan hanya dari kalangan anak muda bahka sampai yang sudah berkeluarga.

Berjalan dari satu jembatan bambu ke jembatan bambu lainnya. Terdapat banyak spot-spot untuk berfoto ria mulai dari spot yang santai bahkan sampai yang romantis. Kami mengabadikan banyak momen dengan bercerita banyak hal. Dan setelah dirasa cukup kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Congot yang tak begitu jauh tempatnya. 

Sampai di Pantai Congot, kami memesan dua buah kelapa muda yang cocok dengan suasana siang saat itu sekitar pukul satu siang. Kami menggelar tenda. Membuka bekal piknik kami; pecel dan buah mangga. Ketika kelapa muda yang kami pesan tiba, kami melahap bekal piknik kami bersama sembari menikmati deburan ombak di pantai yang lumayan besar, anak-anak kecil yang sedang berenang di kolam tepi pantai, orang tua yang mengawasi anak-anak mereka, bahkan seorang nenek yang selalu melihat gelak tawa kami sembari tersenyum. Ya kata partner traveling-ku mungkin si nenek sedang teringat kenangan saat mudanya hahaha ada-ada saja. Habis senyum-senyum gitu ya, Nek hehe..

Kami biarkan semua keindahan tadi memanjakan mata kami. Sembari mengobrol, sembari tertawa, sembari menyantap bekal piknik, sembari berlatih memotret berbagai objek. Belajar apa itu ISO, Focus di kamera dll. Ya, sangat menyenangkan… Akan diulang tapi di edisi piknik selanjutnya ya hehe

Ketika dirasa cukup, kami segera berkemas. Sebelum benar-benar pulang kami mendekat ke tepi pantai. Menatap deburan ombak yang besar. Bercerita lagi. Tertawa lagi. Jadilah aku sibuk membuat video sedangkan partner traveling-ku sibuk memotret ombak. Ah emang indah ya..

Oke, setelah benar dirasa cukup kami memutuskan untuk pulang sembari shalat di sebuah masjid yang tak begitu jauh dari lokasi piknik.

Jogja, 20 Juli 2016.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu Lelaki Hebatku, Terimakasih untuk Semua Rasa Cemburu yang Kau Berikan.

Grojokan Sewu: Tawangmangu

Kembali ke Blitar; Aku Datang….